Kita memang perlu
menjadi superhero,meski tangan ini menggayuh langit, jangan lupa kaki untuk
tetap di bumi. Dulu, ketika saya meneliti tentang kesederhanaan Kyai Syukri
dalam karya ilmiah Tesis saya ,beliau dawuh “Orang setua saya ini, yang sudah
68 tahun, dengan Gontor sebesar ini dengan segala kepentingan-kepentingan di
dalamnya untuk saya perjuangkan, maka Toyota Alphard itu wajar bagi saya, saya
ini sudah tua, punggung saya sering sakit jika perjalanan jauh”,meski juga banyak
yang mengkritik kebijakan beliau, tapi kritik itu tidak sebesar perhatian
beliau kepada guru-guru di lingkungan Gontor, jika dibandingkan dengan lembaga
lain sekelasnya, ihsan (gaji pokok) guru Gontor mungkin sangat kecil, tapi
hampir semua fasilitas pokok hingga penunjang mulai dari sabun, beras, hingga,
mobil dan rumah dinas untuk para guru senior sangatlah diperhatikan, hal ini
membuat para guru senior sangatlah diperhatikan , hal ini membuat para guru
memberikan loyalitas terbaik untuk kyai dan Gontor untk senantiasa menegakkan
kalimat Allah. Semoga beliau Kyai Abdullah Syukri Zarkasyi segera disembuhkan
oleh Allah Swt. Amin. Mungkin, jika kita melihat orang muda yang masih baru
lulus kuliah, belum punya pekerjaan, kesana-kemari bermobilkan Merci, pasti
kita akan menilai tidak wajar,karena dia sedang menggunakan sesuatu yang
sebenarnya tidak dia butuhkan, pandangan ini akan lain jika Merci itu dinaiki
oleh Kyai Sepuh, justru kita akan bersyukur melihatnya, karena permata itu bisa
tetap terjaga kenyamanan dan kesehatannya. Kata Rasul “sebaik-baik perkara
adalah tengah-tengah”, artinya yang wajar,sesuai kebutuhan, tidak
berlebih-lebihan. Terus menjadi wajar itu penting, agar kepekaan kita terus
terasah, peka melihat keadaan di bawah, benar kata Nabi, Sayangilah yang dibawah, maka Yang diatas akan menyayangimu.
Meski bersikap dan berkeseharian wajar, jiwanya harus tetap besar, mimpinya harus tetap besar dan manfaatnya untuk sesama harus terus besar, tidak boleh surut mengecil sedikitpun. Jiwa yang besar pasti akan senantiasa membawa kita kepada mimpi-mimpi yang besar pasti akan membawa manfaat bagi sesama
dengan skala yang besar, bukankah Rasul kita sudah mengingatkan bahwa
sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama. Menjadi lebih
baik saja tidak cukup, harus baik dan juga memberi arti bagi sesama. Semoga
kita terus bisa menjadi pribadi yang bermanfaat dan wajar dalam bersikap. Amin.
ARTIKEL DIATAS
DITULIS
OLEH: H.FAHRIZAL
ISCHAQ,Lc,M.Fil.I.
0 komentar:
Posting Komentar