Tentu kita pernah mengalami yang namanya Bisul, kalau
didaerah saya bisa disebut udunen. Penyakit ini memang sangat mengganggu
segala aktivitas kita. terkadang kalau bisul kita dilihat orang, mereka pasti
rata-rata akan merasa jijik. Akibatnya kita tidak percaya diri keluar rumah.
Pada kesempatan kali ini saya mau berbagi serba-serbi bisul,
mulai dari gejala sampai pencegahan dan pengobatannya langsung saja scroll
sampai bawah ya.......
Bisul
Bisul adalah benjolan merah pada kulit yang terasa sakit dan
berisi nanah. Benjolan ini muncul akibat infeksi bakteri yang memicu peradangan
pada folikel rambut, yaitu lubang tempat tumbuhnya rambut.
Bagian tubuh yang paling sering terkena bisul adalah wajah,
leher, ketiak, bahu, pantat, dan paha. Ini terjadi karena bagian-bagian
tersebut sering mengalami gesekan dan berkeringat. Selain itu, bisul juga bisa
tumbuh pada kelopak mata. Kondisi inilah yang biasanya kita kenal dengan
istilah bintitan.
Gejala
Bisul
Gejala utama pada bisul adalah munculnya benjolan merah pada
kulit. Pada tahap awal, ukuran bisul biasanya kecil dan kemudian disertai
dengan:
1. Kulit di sekitar benjolan memerah, bengkak, dan terasa
hangat jika disentuh. Ini mengindikasikan bahwa infeksi telah menyebar ke kulit
sekelilingnya.
2. Benjolan bertambah besar dan berisi nanah.
3. Terbentuk titik putih di bagian puncak benjolan.
4. Bisul jarang yang membutuhkan penanganan medis oleh dokter
karena bisa sembuh dengan sendirinya.
5. Meski demikian, Anda sebaiknya
memeriksakan diri ke dokter jika mengalami bisul yang:
6. Menyebabkan demam.
7. Terus membesar hingga mencapai diameter di atas 5 cm dan
terasa sangat sakit.
8. Tumbuh lebih dari satu buah di lokasi yang sama. Jenis ini
dikenal dengan bisul sabut atau karbunkel, dan kondisi ini merupakan infeksi
yang lebih serius.
9. Tumbuh di dalam hidung, di wajah, atau tulang belakang.
10. Tidak kunjung sembuh selama lebih dari 14 hari.
11. Sering kambuh.
12. Memiliki masalah dengan sistem imun atau dalam pengobatan
yang menganggu sistem imun.
Penyebab
Bisul
Penyebab utama bisul adalah bakteri Staphylococcus
aureus. Bakteri ini dapat ditemukan pada kulit dan di dalam hidung
manusia tanpa menimbulkan masalah. Infeksi terjadi jika bakteri masuk hingga ke
folikel rambut melalui luka gores atau gigitan serangga.
Bisul bisa terjadi pada siapa saja dan ada beberapa faktor
yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.
Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
1. Kontak langsung dengan penderita. Risiko penyakit menular
ini akan meningkat jika seseorang sering berhubungan langsung dengan penderita,
misalnya karena tinggal serumah.
2. Kebersihan yang tidak terjaga, baik kebersihan pribadi
maupun lingkungan.
3. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena
menderita HIV, menjalani kemoterapi, atau
menderita diabetes.
4. Mengalami masalah kulit, misalnya kulit berjerawat atau
eksim.
Diagnosis
Bisul
Dokter biasanya dapat mengenali bisul dengan mudah dari
ciri-cirinya. Jika bisul tidak sembuh dengan pengobatan yang sudah dilakukan
atau terjadi berulang, biasanya dokter akan mengambil sampel nanah untuk
diperiksa di laboratorium.
Tes laboratorium berguna untuk mengetahui jenis antibiotik
yang ampuh dalam mengobati bisul. Hal ini karena beberapa macam bakteri dapat
menjadi kebal terhadap jenis antibiotik tertentu.
Pengobatan
Bisul
Bisul umumnya bisa disembuhkan dengan langkah sederhana di
rumah dan jarang memerlukan penanganan medis oleh dokter. Beberapa cara
sederhana yang bisa kita lakukan untuk mempercepat penyembuhan adalah:
1. Mengompres bisul dengan air hangat. Lakukanlah setidaknya
tiga kali sehari. Langkah ini akan mengurangi rasa sakit sekaligus mendorong
nanah untuk berkumpul di puncak benjolan.
2. Membersihkan bisul yang pecah dengan kain kasa beserta
alkohol dan sabun anti-bakteri. Jangan lupa untuk menutup bisul yang pecah
dengan kain kasa steril.
3. Mengganti perban sesering mungkin, dua hingga tiga kali
sehari.
4. Tidak lupa untuk mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum
dan sesudah mengobati bisul.
5. Jangan memecahkan bisul dengan paksa. Proses ini bisa
memperparah infeksi sekaligus menyebarkan bakteri. Dianjurkan untuk menunggu
hingga bisul tersebut pecah dengan sendirinya.
6. Penderita bisa mengonsumsi obat pereda rasa sakit atau
analgesik untuk mengurangi nyeri, contohnya paracetamol atau ibuprofen.
7. Untuk mengatasi bisul berukuran besar atau karbunkel,
biasanya dibutuhkan tindakan oleh dokter. Dokter akan membedah bisul guna
mengeluarkan nanah. Kadang diperlukan saluran sementara (drain), bila nanah tidak dapat dikeluarkan semua, misalnya pada infeksi yang cukup dalam. Obat
antibiotik juga mungkin akan diresepkan bagi penderita untuk menangani bisul
yang:
1. Disertai infeksi yang berat.
2. Sering kambuh.
3. Disertai demam.
4. Disertai komplikasi.
5. Durasi penggunaan antibiotik pun harus benar-benar sesuai
dengan resep dokter, tidak boleh dihentikan sebelum selesai meski bisul sudah
sembuh. Ini dilakukan agar bakteri pemicu infeksi benar-benar musnah.
Komplikasi
Bisul
Bakteri dari bisul atau karbunkel terkadang bisa menyebar ke
bagian lain tubuh. Bila menyebar di lapisan kulit akan timbul selulitis,
menyebar ke tulang (osteomielitis), jantung (endokarditis), atau bahkan ke
seluruh tubuh (sepsis). Selain itu, bisul juga dapat meninggalkan bekas luka.
Pencegahan
Bisul
Bisul dapat dicegah dengan memelihara kebersihan diri.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menjaga kebersihan
diri:
1. Tidak berbagi pakai barang pribadi dengan orang lain. Barang
pribadi ini termasuk handuk, alat cukur, dan pakaian.
2. Biasakan mencuci tangan secara teratur dengan sabun.
3. Bila terdapat luka, baik goresan, luka robek, ataupun luka
potong, segera bersihkan dan tutup dengan plester steril sampai luka sembuh.
4. Olahraga teratur dan makan makanan yang sehat untuk meningkatkan
daya tahan tubuh.
Sekian informasi yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat......!!!!!!